SEJARAH

9 0

Sekitar tahun 1761–an M.  di sebuah kampung hiduplah seorang insan lelaki yang sangat rajin dan gigih Membuka dan membabat hutan jati yang sangat lebat,  sehingga  terbentuklah suatu pedukuhan (kampung) yang dikenal dengan pedukuhan “Karang tengah”. Beliau dikenal denagan nama “ ki Buyut Teteg “     (R. Cakraningrat) , dari hari ke hari beliau  amat giat membuka dan membabat hutan jati, dengan peluasan wilayah ke arah utara  untuk keperluan membuat ladang dan bercocok  tanam untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarga dan para pengikutnya.

Sekitar tahun 1800–an M. di sebelah barat pendukuhan karang tengah berdiri sebuah pondok pesantren yang cukup besar dan para santrinya yang lumayan terbilang banyak pada waktu itu, yang di pimpin oleh seorang tokoh ulama yang masih tergolong muda yang dikenal dengan sebutan  : KI BAGUS RANGIN. Dalam rangka  menyebarkan syiar agama Islam beliau dibantu oleh saudara – saudaranya dan jajaran pinisepuh yang mendampingi diantaranya : Buyut Merat, Buyut Deisa, Buyut Jaya kusuma, Buyut Sena, Buyut jago, Buyut Teteg, Buyut Hujung, Buyut Jasu dan Buyut Bongkok.

Ki Buyut Teteg  (R Cakraningrat) asli dari pedukuhan karang Tengah, Oleh Ki bagus rangin  diberi kepercayaan  sebagai jajaran pinisepuh sekaligus  sebagai penasehat  dan panglima perang untuk Mempertahankan wilayah dari serangan musuh yang datangnya dari arah utara.

Keberadaan pondok pesantren di Karang Anyar yang dipimpin oleh Ki Bagus Rangin, selain mengajarkan sariat agama islam juga mengajarkan ilmu kanuragan (bela diri) dan cara berperang, beliau amat prihatin dan kecewa menyaksikan kewenang-wenangan kaum penjajah kompeni Belanda menindas nasib rakyat, dalam menghadapi ancaman serangan musuh kompeni Belanda dan antek-anteknya Ki Bagus Rangin dengan jajaran pinisepuh dan para panglima biasa mengadakan pertemuan rahasia menyusun rencana dan strategi perang dibawah pohon jati yang jumlahnya 7 pohon, dan peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan nama tempat “Jatitujuh”.

Kehidupan masyarakat pedukuhan Karang Tengah dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak jumlahnya dan membutuhkan seorang pimpinan yang dikenal dengan sebutan KUWU. Pada waktu itu kurang lebih tahun 1787 masyarakat pedukuhan Karang Tengah dipimpin oleh seorang Kuwu untuk pertama kalinya yang bernama Kuwu MADRANG. Ki Buyut TETEG wafat dan dimakamkan di sebelah timur Karang Tengah (sekarang Jatitengah) berdampingan dengan makamnya Ki Bagus Salimar.

Hingga pada suatu waktu, keberadaan pohon jati yang jumlahnya 7 pohon (sekarang hanya tersisa 2 pohon dan lokasinya didepan balai desa Jatitujuh) menurut sebagian cerita, pohon jati yang letaknya ada di tengah-tengah diantara 6 pohon jati yang mengelilinginya mengalami roboh, pohon jati yang roboh tersebut digotong, dipindahkan dan ditanam lagi dekat pasar pada saat itu tepatnya sebelah wetan (timur) pasar yang termasuk dalam lingkung wilayah Pedukuhan Karang Tengah (sekarang lokasi tersebut dipakai Mesjid Jamie dan komplek Kantor Desa Jatitengah) dan peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 1861 (25-3-1861) pada saat itu Kuwu yang memimpin Karang Tengah Ki Kuwu WIRA dan sebutan nama “Karang Tengah” berubah menjadi nama “Jatitengah” sampai sekarang dikenal dengan sebutan “JATITENGAH”. 

0 Komentar

Kirim Komentar

PEMERINTAH DESA JATITENGAH

Jl Pakuwon No 1 Desa Jatitengah Kec Jatitujuh Kab Majalengka 45458

081312177678

[email protected]

Ikuti Kami
Kategori Berita

© Pemerintah Desa Jatitengah. All Rights Reserved. Powered by easydes.id

Design by HTML Codex

Hubungi kami